Review Film-Film Dokumen Zaman Pendudukan Jepang
Film tersebut memiliki
beberapa bagian. Bagian yang pertama berjudul “Serangan yang Jitu Terhadap
Amerika dan Inggris”. Pada bagian ini, banyak ditampilkan berbagai macam
serangan dari Jepang kepada pihak sekutu terutama Inggris di Jawa, seperti
penayangan dalam penambakan senjata artileri, penghancuran kapal-kapal musuh,
bahkan penyerahan Inggris kepada Jepang dengan ditandai adanya bendera putih
sebagai simbol penyerahan di samping bendera Inggris. Terdapat pula bagian
pidato yang disampaikan oleh Yamamoto Senden
Butjo. Secara singkat, pidato tersebut berisi tentang ajakan masyarakat
Indonesia dalam menghancurkan pasukan Amerika dan Inggris. Selain itu, Soekarno
juga menyampaikan hal serupa bahwa Indonesia saat ini harus membantu tentara
Jepang dalam menghancurkan Amerika dan Jepang. Dalam pidatonya, Soekarno menyebutkan
semboyannya, yaitu “Hancurkan kekuasaan Amerika, hancurkan kekuasaan Inggris”.
Dengan demikian, bagian ini banyak menjelaskan simpatisasi Jepang kepada
masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk membangun solidaritas dan nasionalisme
dalam menghancurkan pasukan sekutu.
Selain
itu, terdapat beberapa bagian juga yang menjelaskan tentang semacam upacara
penghormatan kepada kaisar Jepang oleh masyarakat Jawa. Hal itu dapat dilihat
pada pakaian-pakaian yang dikenakan oleh peserta upacara, yaitu pakaian adat
Jawa. Ia juga melakukan semacam penghormatan dengan cara menundukkan badan.
Tata cara penghormatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang
Jepang sehingga orang Jawa juga harus mengikuti tata cara penghormatan
tersebut. Selain itu, masih banyak lagi bagian-bagian yang menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan orang Jepang dan Indonesia terutama Jawa, seperti pembukaan
sekolah tabib tinggi di Jakarta, perayaan atas pembukaan jembatan di Tangerang,
aktivitas lapangan olahraga di Magelang, dan peran-peran pemuda di Jawa.
Berdasarkan
pada penampilan film pertama tersebut, dapat diambil poinnya bahwa film
tersebut hanya menampilkan unsur-unsur positif saja yang dilakukan oleh pihak Jepang
kepada masyarakat Jawa. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Jawa
tampil sebagai aktivitas yang normal, penuh bahagia, dan makmur meskipun Jepang
telah menduduki wilayah Indonesia terutama Jawa. Sikap nasionalisme mulai
tumbuh pada saat itu, seperti adanya upacara bendera, penghormatan kepada
kaisar Jepang (meskipun nasionalismenya bukan kepada Indonesia), latihan
kemiliteran, bahkan anak-anak kecil pun juga dididik untuk tunduk di bawah
kekuasaan Jepang dengan adanya tarian sembari menggunakan bendera Jepang kecil
di tangannya. Meskipun demikian, dapat dipastikan bahwa dibalik film berita
berwujud propaganda tersebut ada kemungkinan mengandung unsur-unsur negatif
yang sengaja tidak ditayangkan.
Film selanjutnya yang
ditampilkan berjudul “Heiho Angkatan Laut”. Film ini diproduksi oleh Nippon
Eigasha Celebes sehingga mungkin film ini mengambil latar belakang di Celebes
(Sulawesi). Secara singkat, film ini menjelaskan tentang aktivitas-aktivitas
Heiho, yaitu tentara pembantu yang diambil dari tenaga manusia Indonesia untuk
membantu pasukan Jepang dalam memenangkan perang Asia Pasifik Raya. Film ini
berfokus pada peran-peran pemuda Indonesia dalam menjadi seorang tentara Jepang
sehingga film ini banyak mengambil cuplikan aktivitas pemuda Indonesia.
Aktivitas-aktivitasnya, seperti berolahraga, makan bersama dengan menggunakan
sumpit dan mangkuk khas Jepang yang berukuran kecil, beberapa macam latihan di
darat termasuk bergulat dan membidik senjata, serta beberapa macam latihan di
laut termasuk berenang dan mendayung sekoci.
Berdasarkan dari
beberapa penjelasan di atas, film ini menunjukkan keteguhan para pemuda
Indonesia dalam menjadi tentara Dai Nippon (Jepang). Adapun pemuda yang menjadi
tentara tersebut sepertinya masih berusia masih muda, yaitu sekitar 18 tahun,
tetapi memiliki badan yang sehat dan bugar layaknya seorang tentara pada
umumnya. Mungkin hal itu menunjukkan suksesnya militer Jepang dalam mendidik
pemuda tersebut. Selain itu, aktivitas-aktivitas latihan militer tersebut
tampaknya menyerupai aktivitas latihan yang dilakukan oleh tentara Indonesia
saat ini. Dengan demikian, peran pemerintah militer Jepang pada saat itu
memiliki kontribusi yang besar dalam bidang militer Indonesia hingga saat ini.
Selanjutnya, ada pula
film yang berfokus pada nyanyian berbahasa Jepang yang dinyanyikan oleh
anak-anak kecil dengan latar belakang aktivitas-aktivitas sehari-hari yang
dilakukan olehnya. Aktivitas-aktivitas tersebut, seperti menghormati dan
mengibarkan bendera Jepang, membaca buku, bersepeda, menari dengan membawa
bendera kecil oleh gadis-gadis kecil, dan berolahraga sembari membawa senjata
kayu oleh laki-laki kecil. Ada juga bagian yang menampilkan semacam paduan
suara yang terdiri dari anak-anak kecil laki-laki dan perempuan. Mereka
menyanyikan lagu yang menjadi fokus utama film ini dengan disertai lirik
berbahasa Jepang dan mereka tampaknya juga senang dalam menyanyikan lagu
tersebut.
Berdasarkan dari penjabaran di atas, film propaganda ini menunjukkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh anak kecil sembari ditayangkan lagu yang penuh ceria. Hal itu tampak jelas ketika mereka menunjukkan wajah yang bahagia saat menyanyikan lagu tersebut. Kita tidak tahu apakah mereka dipaksa menunjukkan wajah ceria di hadapan kamera atau mereka memang menyukai lagu tersebut. Ada pula tarian-tarian yang dilakukan oleh para gadis dengan menunjukkan koordinasi yang sesuai dengan irama lagunya. Hal itu menunjukkan sikap nasionalismenya meskipun sikapnya ditujukan kepada Jepang. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, pemerintah militer Jepang pintar dalam mendoktrinasi anak-anak kecil ini. Tampaknya, Jepang mengetahui bahwa anak-anak kecil ini masih terlalu polos sehingga cocok jika masa kecilnya ditanamkan pemikiran Jepang sebagai “suri tauladannya”. Cukup sederhana Jepang menanamkan pemikiran tersebut, salah satunya adalah dengan menyanyikan lagu berbahasa Jepang tersebut dengan nada yang ceria sehingga mereka (anak-anak kecil) dapat cepat menyukai lagu tersebut.
Masih banyak lagi film-film propaganda Jepang yang dapat ditampilkan. Semua film tersebut hanya memiliki satu tujuan yang pasti, yaitu berusaha menunjukkan simpatisasi Dai Nippon kepada masyarakat Indonesia dalam menghancurkan musuh-musuhnya, Amerika, Inggris, dan Belanda. Mungkin, film propaganda tersebut sukses dalam menyebarkan pengaruh Jepang ke masyarakat Indonesia mengingat juga bahwa masyarakat Indonesia sudah muak dengan adanya kolonialisme bangsa barat terutama Belanda dan Inggris. Hal itu membuat masyarakat Indonesia mudah terpengaruh oleh propaganda Jepang.
Komentar
Posting Komentar